Kembali menjadi sosok yang tak mampu ditebak, Presiden Jokowi melakukan reshuffle kabinet menteri Indonesia Maju. Terlihat ada 6 sosok baru yang masuk ke dalam jajaran menteri, salah satunya Sandiaga Salahudin Uno. Keputusan ini sontak membuat publik penasaran seperti apa profil Sandiaga Uno dalam kesehariannya.
Pernah mendampingi Anies Baswedan di tahta DKI Jakarta, Sandiaga Uno berhasil memikat Presiden Jokowi untuk bersama membangun negeri. Kini, ia pun dipecaya menduduki jabatan sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atau Menparekraf menggantikan Wishnutama.
“Kemudian yang kedua saya ingin mengenalkan tapi kita semuanya saya kira sudah tahu yaitu bapak Sandiaga Salahuddin Uno. Beliau dulunya Wagub DKI Jakarta juga Ketua HIPMI, dan saat ini beliau kita berikan tanggung jawab untuk memimpin Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif,” demikian penuturan lengkap orang nomor satu di tanah air tersebut.
Kini, banyak masyarakat yang kemudian mencari tahu profil Sandiaga Uno. Pria ini lahir di Rumbai, Pekanbaru, Riau pada 28 Juni 51 tahun lalu ini merupakan putra dari pasangan Razif Halik Uno dan Mein R Uno. Sang ayah merupakan karyawan di perusahaan Caltex Riau, sementara sang ibunda berkiprah sebagai pakar pendidikan kepribadian.
Sandi pindah ke Jakarta pada 1970 silam dan menempuh pendidikan Sekolah Dasar di PSKD Bulungan, Jakarta Selatan. Lalu Sandi kecil melanjutkan bangku SMP di SMP 12 Wijaya, Jakarta Selatan dan SMA Pangudi Luhur Jakarta.
Lulus SMA, Sandiaga pun melanjutkan pendidikan Sarjana di Wichita State University, Kansas, Amerika Serikat (AS). Sandi remaja berhasil lulus pada 1990 dan berhasil meraih gelar cumlaude dengan gelar Bachelor of Business Administration. Sandiaga sempat bekerja di Summa Group dan setahun kemudian meraih beasiswa di George Washington University, Amerika Serikat. Dia juga berhasil meraih predikat cumlaude saat lulus pada 1992 dengan gelar Master of Business Administration.
Usai lulus S2 di George Washington University, Amerika Serikat, Sandiaga Uno sempat berkarir di Singapura. Ia bekerja di perusahaan Sea Power Asia Investment Limited, Singapura pada Juli 1993 sampai April 1994. Selanjutnya, Sandi bekerja di MP Holding Limited Group, Singapura pada Mei 1994 hingga Agustus 1995. Dia lalu pindah ke Kanada, Amerika Utara dan menjabat sebagai Executive Vice President di NTI Resources Limited, Calgary sejak September 1995. Sayang, perusahaan tempatnya bekerja bangkrut akibat krisis moneter dan Sandi merasakan pahitnya PHK. Ia pun memutuskan kembali ke Indonesia.
Setibanya di Indonesia, Sandi disibukkan dengan aktivitas mencari pekerjaan dan selalu mendapat penolakan. Tidak mudah menyerah, Sandi pun banting setir menjadi pengusaha. Ia memberanikan diri membangun perusahaan konsultan keuangan bernama PT Recapital Advisors pada 1997.
Memiliki jam terbang di dunia bisnis menggiring Sandi menuai banyak prestasi yang mengagumkan, salah satunya saat ia dianugerahi “Indonesian Entrepreneur of the Year” pada ajang Enterprise Asia. Pada 2008 silam, Sandi bahkan mewakili Indonesia untuk bergabung dengan sebuah program kegiatan bernama Asia 21. Sandiaga bahkan dinobatkan menjadi 122 orang terkaya di Indonesia versi majalah Asia Globe dengan total aset perusahaan mencapai 80 juta dollar AS pada 2007.
Lalu pada 2008, ia kembali dinobatkan menjadi orang terkaya ke-63 di Indonesia dengan total aset 245 juta dollar AS. Tak selesai sampai disitu, ia menambah daftar panjang daftar 40 orang terkaya Indonesia versi majalah Forbes pada 2009 dengan dirinya menempati peringkat 29.
Sandi pun berpesan sebagai pengusaha haruslah mampu dan cerdas melihat peluang bisnis yang ada. selain itu, salah satu strategi terpenting dalam meraih sukses adalah mencari tahu dan mempelajari apa yang telah dilakukan oleh orang-orang yang telah berhasil meraih sukses. Teruslah mencari tahu dan belajar dari pengalaman mereka, sampai anda mampu meraih kesuksesan seperti mereka.
“Saya mempelajari bahwa sukses itu mencakup berbagai macam hal, dengan hanya mendalami satu prinsip sukses atau hanya memfokuskan pada satu bagian dalam hidup, tidak akan membawa kita menuju puncak kesuksesan. Namun apabila kita terus selalu mencoba untuk belajar dari kesalahan dan kegagalan kita (trial and error), maka saya optimistis hal tersebutlah yang akan menghantarkan kita pada puncak kesuksesan,” ucapnya.
“Kita harus mampu memanfaatkan peluang dari kendala yang ada karena di balik setiap masalah pasti ada peluang. Saya terlahir menjadi pengusaha ketika diberhentikan menjadi karyawan pada krisis moneter tahun 97-98 silam. Selain itu semangat untuk mau belajar dari kesalahan, pantang menyerah, dan tidak menginginkan semuanya dengan instant, dapat membawa saya sampai seperti saat ini,” tutupnya.