Sepenggal Kisah di Pulau Sabu

Date:

Kabupaten Sabu Raijua merupakan  Daerah Otonom yang baru terbentuk Tahun 2008 berdasarkan Undang – undang Nomor 52 Tahun 2008 tanggal 26 Nopember 2008, yaitu pemekaran dari Kabupaten Kupang Propinsi Nusa Tenggara Timur dimana Kabupaten Sabu Raijua merupakan Kabupaten yang ke 21 di propinsi Nusa Tenggara Timur.

Pulau Sabu juga dikenal dengan sebutan Sawu atau Savu. Penduduk di pulau ini sendiri menyebut pulau mereka dengan sebutan Rai Hawu yang artinya Tanah dari Hawu dan orang Sabu sendiri menyebut dirinya dengan sebutan Do Hawu. Nama resmi yang digunakan pemerintah setempat adalah Sabu. Masyarakat Sabu menerangkan bahwa nama pulau itu berasal dari nama Hawu Ga yakni nama salah satu leluhur mereka yang dianggap mula-mula mendatangi pulau tersebut.

Dikaruniai alam yang indah, pulau ini terletak di Kabupaten Sabu Raijua dan menjadi pulau paling selatan di Indonesia setelah Pulau Rote. Seperti permata yang tersembunyi, jarak Pulau Sabu yang jauh dan cuaca yang panas terik tidak menyurutkan langkah wisatawan untuk menjelajahinya. Selain alam, nuansa budaya yang masih kental juga menjadi daya tarik Pulau Sabu.

Kenapa saya pilih Pulau Sabu, karena kebetulan berkunjung ke desa binaan bekas Gempa dan Tsunami. Ternyata di samping saya berkunjung dalam hal charity, banyak yang unik pada Pulau ini, baik dari adat dan keindahan alamnya, yang khas dengan sebutan savana of indonesia.

Bermula saya bertolak dari Jakarta menuju Kupang dengan transit satu kali di Denpasar. Di Kota Kupang tentunya tidak afdol kalau tidak menikmati makanan khas Kupang dengan menu Sei Sapi-nya.

Untuk mencapai Pulau Sabu, Anda dapat memilih untuk naik pesawat atau kapal feri dari Kupang. Apabila naik pesawat maka Anda perlu mengeluarkan biaya mulai dari 1,000,000 IDR untuk satu kali perjalanan, sedangkan untuk kapal feri mulai dari 85,000 IDR per orangnya. Jika menaiki kapal pun ada pilihan kapal cepat yang tersedia dengan waktu tempuh sekitar empat jam. Setibanya di Pulau Sabu, masih jarang ditemukan transportasi umum sehingga akan lebih mudah jika Anda berwisata dengan menggunakan jasa agen perjalanan.

Dan saya memutuskan untuk menggunakan transportasi feri,saya bertolak dari pelabuhan Kupang pada malam hari, dan sampai di Pulau Sabu pada hari berikutnya. Setibanya saya disana, langsung saya di sambut oleh penduduk setempat, serta diberi  kenang-kenangan berupa kain tenun, karena mereka tahu saya dan teman adalah pengunjung turis lokal, ini yang menjadi daya pikat pariwisata.

Oh ya, di pelabuhan Sabu, terdapat ikonik kapal besar yang sandar di pantai ( tergerak dan terdampar karena dorongan Tsunami). Dari pelabuhan, saya meneruskan perjalanan yang utama adalah mengunjugi desa binaan yang mana di naungi oleh beberapa yayasan atau NJO baik lokal maupun luar. Setelah kunjungan tersebut, tentunya agenda selanjutnya adalah mengunjungi desa suku setempat.

– Kampung BODO

Mata pencahariannya untuk kaum laki laki adalah berladang, Dan untuk perempuan atau mama mama membuat kerajinan tenun, sangat kental dengan persaudaraan di antara mereka.

– Kampung adat keramat NAMATA

Pulau ini di huni oleh masyarakat setempat yang masih memegang teguh adat dan kepercayaan Djingitu, dimana yang masih memuja dewa-dewa para leluhur. Apabila berkunjung ke tempat ini diwajibkan memakai baju adat kain, jangan khawatir, penduduk menyewakan baju adat tersebut. Ketika memasuki area perkampungan ini terasa sekali kesakralannya dan energi magis, berasa juga berada di dunia megalitik, terdapat beberapa bongkahan bebatuan berbentuk lingkaran. Ada beberapa batu yang sangat sakral dimana tidak boleh di foto dan diduduki, batu tersebut dinamakan batu RUE, yang digunakan khusus untuk ritual orang mati akibat kecelakann ,terbakar, jatuh dari pohon dan bunuh diri. Tentunya masyarakat setempat sangat mempercayai akan kesialan apabila melakukan pelanggaran terhadap hal tersebut.

-Bukit Kellaba Maja, dimana disebut bukit batub pelangi.

Tidak kalah dengan grandcanyon, di sini sangat eksotik dengan bebatuan berbagai macam bentuk dan simetris tetapi berbeda-beda warna gradasi, seperti di cat, tapi tentunya itu adalah warna alami. Perjalanan dari ibukota Sabu, berjarak 35 KM, dengan kondisi jalanan yang bagus, dan selama perjalanan di suguhkan oleh pemandangan pantai pasir putih yang sepertinya tidak terjamah,karena terlihat begitu natural dan bersih, pemandangan berkelanjutan dengan rumah-rumah adat penduduk, serta beberapa padang khas Nusa Tenggara. Perjalanan ini terbayarkan dengan keindahan yang sangat luar biasa.

Bukit Batu Kellaba sendiri mempunyai arti tempat para dewa, di tengah dan puncak bukit terdapat 3 batu, melambangkan Ayah,Ibu dan anak,makna yang berarti ditengah keindahan alam yang sangat luar biasa.

– Taman Doa Skyber, dimana tempat ini salah satu tempat instagramable dengan symbol patung Jesus.

Itulah sepenggal perjalanan di Pulau Sabu,atau Pulau Sawu. Sebenarnya masih ada beberapa tempat atau wisata alam yang sangat menarik seperti goa stalakmit , dan pantainya. Dan ternyata Pulau Sabu ini masih ada hubungan eratnya dimasa kerajaan Majapahit, banyak beberapa kampung dan daerah yang kental dengan budaya kerajaan. Peradaban Nusantara ternyata memang sangat luas.

Semoga cerita perjalanan ini bisa menginspirasi dan menjadikan kita lebih mencintai budaya Indonesia. (Samuel Irawan/Shelo Soedarjo)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

Aphrodite Spa Kini Hadir di Swiss Bel-Inn Luwuk

LUWUK, INSIDETRAVELER.ID - Industri spa saat ini tidak hanya...

Vasaka Hotel Jakarta Ciptakan Quality Time Keluarga

JAKARTA, INSIDETRAVELER.ID - Mengisi libur bersama anak adalah waktu...

Mengalap Berkah di Vihara Gayatri Depok

DEPOK, INSIDETRAVELER.ID - Di Kelurahan Cilangkap, Tapos Depok, ada...

Program “Gempita Nusantara” persembahan Artotel Woderlust Sambut Hari Kemerdekaan ke-79

JAKARTA, INSIDETRAVELER.ID - Dalam rangka memeriahkan hari kemerdekaan Indonesia...