Awal semester genap tahun pembelajaran 2021/2022 dibuka dengan penerapan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), bahwa daerah yang berada di PPKM level 1 dan 2 wajib menerapkan PTM 100 persen. Dengan demikian, orang tua atau wali peserta didik tidak lagi dapat memilih metode pembelajaran yang diinginkan.
Alasan pemberlakuan Pertemuan Tatap Muka (PTM) dengan kapasitas 100 persen ini diungkapkan yakni untuk mencegah terjadinya loss learning akibat Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang telah berjalan hampir dua tahun. Pembelajaran jarak jauh yang diterapkan pada masa pandemi dinilai memberikan beban psikologis dan merubah pola belajar peserta didik. Terlebih, keterampilan orang tua dalam mendampingi dan mengajar peserta didik tidak semua sesuai dengan standar pendidik.
Namun keputusan yang diambil Kemendikbud Ristek menuai berbagai kritikan, salah satunya dari Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, yang menilai bahwa penerapan PTM dengan kapasitas siswa 100 persen kurang cocok untuk diterapkan saat ini. Ahli epidemiologi Indonesia di Griffith University menekankan terkait pentingnya opsi pembelajaran daring tetap dilaksanakan dalam situasi seperti saat ini. Para pakar meninjau bahwa penerapan keputusan ini harus ditinjau kembali dan terus dievaluasi dalam keberlangsungannya.
Jika dilihat kembali, sudah sepekan sejak dimulainya semester baru. Dengan kata lain, PTM 100 persen sudah sepekan berjalan. Menurut Kemendikbud, PTM 100 persen telah berjalan sesuai dengan skenario. Sayangnya, saat ini muncul kabar tak mengenakkan bahwa belasan sekolah di Jakarta harus menghentikan PTM 100 persen karena adanya temuan kasus Covid-19 di tempat mereka. Kasus Covid-19 tidak hanya menjangkiti para siswa, tetapi juga tenaga pendidik. Ini membuktikan bahwa kekhawatiran sekolah menjadi klaster Covid-19 oleh banyak pihak menjadi kenyataan.
Seperti yang dikatakan Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria total sekolah ditutup akibat temuan kasus Covid-19 naik menjadi 39. Dia berujar 39 sekolah ini tersebar di lima kota Jakarta.
“Totalnya yang ditutup ada 39 sekolah, namun sebagian sudah dibuka kembali,” kata dia di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin malam, 17 Januari 2022.
Dari data yang dipaparkan Riza Patria, kasus Covid-19 terbanyak ditemukan di Jakarta Timur, yakni 15 sekolah. Selanjutnya adalah Jakarta Selatan (13 sekolah), Jakarta Barat (6 sekolah), Jakarta Pusat (3 sekolah), dan Jakarta Utara (2 sekolah).
Riza menuturkan dari 39 sekolah itu ditemukan 67 orang terkonfirmasi positif Covid-19. Rinciannya adalah 62 peserta didik, 2 pendidik, dan 3 tenaga kependidikan.
Sementara itu, Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bidang Pendidikan, Retno Listyarti meminta pemerintah mengevaluasi pembelajaran tatap muka (PTM) seratus persen seiring dengan makin melonjaknya kasus Omicron di Indonesia. Menurut Retno, pemerintah bisa memberlakukan opsi PTM 50 persen. “Dengan meningkatnya Omicron ini, pertimbangannya ke 50 persen dulu, bukan dihentikan PTM-nya,” ujar Retno dalam diskusi virtual, dikutip Rabu (19/1/2022). “Karena anak sekolah dasar itu sulit jaga jarak, ya. Kami sudah juga memantau PTM ini ke lapangan. Ini yang mesti dipertimbangkan,” sambungnya.
Saat ini, PTM 100 persen ditutup sementara di DKI Jakarta menyusul ditemukannya kasus positif Covid-19. Berdasarkan pengawasan KPAI ke sejumlah sekolah, kata dia, penerapan PTM 100 persen cenderung tidak aman di tengah situasi pandemi Covid-19. Pasalnya, jaga jarak sulit sekali diterapkan di kelas, terutama di sekolah dasar.
Berikut daftar 39 sekolah ditutup terhitung sejak 8 Januari 2022 hingga hari ini:
Jakarta Pusat
1. SDN Serdang 07: 2 peserta didik
2. SDN Johar Baru 03: 1 peserta didik
3. SDN Susukan 08 Pagi: 3 peserta didik
Jakarta Utara:
4. SDN Papanggo 01: 2 peserta didik
5. SD Swasta Kinderfield: 1 peserta didik
Jakarta Barat:
6. SMP Islam Tambora: 4 peserta didik
7. SDN Cengkareng Barat 05: 2 peserta didik
8. SDN Mangga Besar 15 pagi: 2 peserta didik
9. SMK Negeri 35 Jakarta: 9 peserta didik dan 2 tenaga kependidikan
10. SDN Tanjung Duren Selatan 01 pagi: 1 peserta didik dan 1 pendidik
11. Holy Angels School Meruya Utara: 1 peserta didik
Jakarta Selatan:
12. SMAN 63 Jakarta: 1 peserta didik
13. SMAN 109 Jakarta: 1 peserta didik
14. SMAN 49 Jakarta: 1 peserta didik
15. SMP Labschool Kebayoran: 1 peserta didik
16. SMP Islam Andalus: 1 peserta didik
17. SMA Labschool Kebayoran: 1 peserta didik
18. SMK Asisi: 1 peserta didik
19. SMP Azhari Islamic School Rasuna: 1 peserta didik
20. SMAN 6 Jakarta: 1 peserta didik
21. SDN Cipete Utara 09 pagi: 1 peserta didik dan 1 pendidik
22. SMA Muhammadiyah 3 Jakarta: 1 peserta didik
23. TK Islam Birrul Amin: 1 peserta didik
24. PKBM 10 Guntur: 1 peserta didik
Jakarta Timur:
25. SMAN 71: 1 peserta didik
26. SMK Malaka: 1 peserta didik
27. SMPN 252: 2 peserta didik
28. SMPN 62: 1 peserta didik
29. SDN Jati 01: 1 peserta didik
30. SMA Pelita Tiga No. 3: 1 peserta didik
31. SDN Susukan 09: 1 peserta didik
32. SDN Ceger 02: 3 peserta didik
33. SDN Kelapa Dua Wetan 01: 2 peserta didik
34. SMK Swasta Insan Teknologi: 1 peserta didik
35. SMAN 113 Jakarta: 2 peserta didik
36. SDN Susukan 04 Pagi: 3 peserta didik
37. SD Swasta Batu Karang: 1 peserta didik
38. SPK SMP Swasta Highfield: 1 peserta didik
39. SDN 05 Cijantung (probable Omicron): 1 tenaga kependidikan